Powered by Blogger.

Tidak Ada Purnama di Bandar Jakarta

>> Wednesday, September 03, 2014

Dewa Putu Sahadewa


Ia telah disaput kabut
dari knalpot busuk mobil mobil
      !          Macet...
Dihanyutkan banjir setengah hati
Yang nyinyir dan bau

Aku tersedak
Oleh artefak mimpi yang ditawarkan
                            Mall Mall sombong
Pejabat pejabat berkawal sirine
Tak jelas mengejar pesawat terakhir
Atau terlambat penuhi janji
istri mudanya

Sementara raung ambulans tersesat
di belantara kendaraan yang beradu gengsi dan nyali
Di jalan bebas hambatan palsu
Yang tak lagi mampu menampung
syahwat para pengemudi
Tak mampu memberi nafas
Pada seorang bocah
Yang meregang nyawa

"Untuk jalur Gaza
Mari unjuk rasa
Angkat tanganmu
Teriakkan kutukmu"

Maka jalanan dipenuhi massa
Chaos bunyi
Serbuan  hitung cepat saji
Survei kolusi dan korupsi

"Awan panas membumbung
Rudal rudal ditembakkan
Tepat ke tengah sorak sorai
Penonton bola"

Layar layar kaca telah dipecahkan
Oleh artis komedi,  Korea , India
dan politisi

Dan kelompok kelompok yang lugu
Terus saja bernyanyi
Kidung rohani
Tanpa henti


Di tajuk utama
Perempuan diperkosa dan dimutilasi
Anak anak dicabuli gurunya
Ayah ditikam anaknya!

Aku harus saksikan semuanya
Aku juga harus lupakan semuanya

Mari pelajari sejarah negeri ini
Sekaligus lupakan semuanya

Kita jelas telah melihatnya
Kecuali purnama
Yang tak ada di bandar Jakarta

0 comments:

Post a Comment