Powered by Blogger.

Perjalanan Ilalang

>> Monday, September 22, 2014

Gde Artawan


kusisir jalan ini
melintasi barisan ilalang pagar betis
             doa-doa
merambat turun perjalanan dari pohon dahaga
yan dipancangkan angin hulu
melalui anak-anak kerabat ang dider
             kelaparan di pucuk-pucuk tanah
tempat anak suangai berebahan
mengecup kemesraan sobekan langit
selalu saja,
             aku kehilangan kesempatan menitipkan luka
             pada kata yang mencair oleh panas matahari
             yang menyembul dari erangan lumpur dukaku
dengan kesetiaan air mata telah kupasrahkan tubuh
jadi jembatan gantung berpagar betis angin semadi
biar kehidupan masa silam meniti lengkung bianglala
jembatan tidak sekadar menjadi pelengkap semesta
tapi jadi laskar biar benda langit mengucur jatuh
dalam keliaran nafas cintaku

kusisir jalan ini
di tengah kebimbangan pagar betis gunjingan semak-semak
bukit ilalang yang berserah diri padaku
menjadi ranjang bambu pelaminan terbuka
tempat gugusan bintang
mencair dalam dekapanku

0 comments:

Post a Comment