Powered by Blogger.

Di Ruang Seminar

>> Wednesday, September 03, 2014

Dewa Putu Sahadewa

Aku mendengar olok olok
Tentang cara mudah selamatkan kehidupan
Membuang teori usang tentang cinta dan perjuangan panjang
       Cukuplah kita tengok meja makan siang
Olah kuliner sembarang
Toast anggur merah kadaluwarsa
Cipika cipiki sekadarnya
Dan bersepakat
Untuk tidak mufakat

Aku mendengar suara tawa
Dari balik  kekawatiran tak terucap
Dari jurang dalam dan gelap harapan
Orang orang tua dengan mata yang tajam
Telah menyerah
Dibiarkan saja paruh gagak
Mencungkili tiap biji mata
Yang tergeletak di atas daftar menu!
Bayi bayi menangis darah...


Siapa yang telah kembali :
     Menawarkan bisik mesra
     Senyum tulus seharum bunga
      Putik yang dicium embun               sepanjang pagi
      Melukisi sayap kupu kupu
Dengan tinta merah hati dan biru laut

Sebagian besar dari kami, tidak !
Satu dua ada
Tapi orang malas mencatatnya

Kami hanya penjarah penuh nafsu
Di atas karpet merah kurusetra
Seperti tayangan yang tayang ulang
Semua menjelma peran utama

Langit pun temaram sebelum senja
Semua bergegas menuju selimut mimpi
Untuk bergegas esok hari
Baku rampas  cahaya matahari

Di ruang seminar kami mengokang
senapan
Sambil pamer busana  sarjana

Aku limbung dan terasing
Membuatku ingin pulang
Pulang ke rumahku
Kampung puisi

Bali , Agustus 2014

0 comments:

Post a Comment