Powered by Blogger.

Sepotong Roti

>> Thursday, September 04, 2014

Frans Nadjira

Tak ada yang bermimpi
Tak ada yang menggeser pintu
Sepotong roti tanpa bayang-bayang
Seperti air membeku
batu mengeras
Termenung di atas meja
Detak jam di kamar sunyi.
Senja kembali dari perjalanan
yang melelahkan
Daun-daun gugur di halaman
Senyap dengan sayap peraknya
Mengambang bergerak lamban
Tak ada yang melangkah dalam mimpi
Hanya sepotong roti di atas meja.
Dan diriku serta malam dingin yang lain
Datang dengan langkah berat yang diseret
“Besok anak-anak akan lahir
pejamkan matamu
Bunga-bunga embun dan kupu-kupu kabut
Menari menyanyi kemudian berlari takut
Sebuah api kecil di taman, pejamkan matamu”
Kupejamkan mataku, tampak sepotong roti
Mendaki bukit suara... Suara riuh anak-anak
Kepak sayap di langit yang merintih kesepian
Kepak sayap bintang-bintang
Kepak sayap anak-anak bermain
Ringan seperti langkah awan musim kering.
Tak ada yang bermimpi
Tak ada aku tak ada kalian
Tak ada yang menemukan atau kehilangan
Matamu melekat pada pejam
Laparmu melekat pada nyeri
Pada sepotong roti yang mengeras di meja.

**Sajak ini pernah dimuat di Kompas Minggu, 15 Februari 2009

0 comments:

Post a Comment