Powered by Blogger.

Pasha

>> Thursday, September 04, 2014

Oka Rusmini


Tak ada lelaki memiliki mata seindah matamu. Aku mabuk, dan selalu hampir mati setiap kausentuh tubuhku dengan nyala yang meluap kaualirkan, setiap kau mencengkeram tubuhku dengan aroma matamu. Kadang kulihat hujan rintik-rintik. Kadang kulihat badai topan mengamuk begitu dahsyat. Kadang kau ingin memakanku mentah-mentah.

Tak ada lelaki memiliki bau tubuh liar dan panas seperti bau tubuhmu. Aku hampir gila setiap satu keping keringat memotong kulit tubuhku. Tetesannya menyumbat seluruh pori-pori wujud perempuanku. Aku tak bisa bernafas, karena kaupegang nafasku. Aku masih ingat bau amis itu, ketika tiga orang lelaki merobek perutku dan mengambil tubuhmu paksa dari tubuhku. Darah itu ikut. Cairan tubuhku terkuras. Kau mulai menjerit. Kulihat air bening berenang di retina matamu. Jam berapa ini? Udara dingin. Dan tubuhku yang telanjang kaubiarkan beku. Bau tubuh siapa ini? Membuat tubuhku jadi liat.

Tak ada lelaki memiliki kulit setajam kulitmu. Tahukah kau aku sering mengiris kulitku, berharap bisa memasukkan tubuhmu kembali ke dalam tubuhku. Aku ingin menanam kembali tubuhmu, karena aku takut kau akan lupa kulitku. Cukupkah delapan bulan sebelas hari kau mengenalku? Aku tahu diam-diam kaumakan tulang-belulangku. Mungkin juga kausedot darah di kaki kecilku. Nyeri itu terus menguntitku. Bahkan aku sempat melihat air liur menetes di mulutnya yang besar. Kulitmu yang tajam seperti keju kecil yang sering kaukunyah sore hari. Kaukah itu? Lelaki yang pernah kubenamkan dalam rahimku.


2003

0 comments:

Post a Comment