Powered by Blogger.

Tiananmen

>> Monday, September 22, 2014

Warih Wisatsana


Kepada: Pelukis Suklu

Istana larangan
bayangan kota terlarang
Kau duga itu hanya sekilas pandang
dari kisah tak terhapuskan
seorang anak muda berdiri di depan tank
yang tak kunjung retak oleh isak
Kau kira itu serupa torehan cahaya
yang menggenangi dinding
ujung paling lengang
dari kanvasmu
Namun di bawah hujan
yang basah oleh kenangan
pohon tua di tepi petang
sesaat lagi tumbang
Seekor ulat
yang menghuni sepotong daun
terlambat menyadari
bahwa dirinya tak punya waktu
untuk menjelma seekor kupu-kupu.
Lalu di sisi lapangan yang agung ini
seorang ibu memberimu sekerat roti
sambil berulang meyakinkanmu
bahwa revolusi telah selesai tadi pagi.


2008



0 comments:

Post a Comment