Powered by Blogger.

Made Taro

>> Tuesday, September 09, 2014


Sarjana Arkeologi lulusan Fakultas Sastra Universitas Udayana ini  lahir  di Sengkidu, Karangasem, 1939. Sebagian usianya ia abdikan sebagai pendidik. Mula-mula di Sekolah Rakyat (SR) II Sesetan lalu di  SMAN 2 Denpasar hingga  pensiun pada 2000. Ia pernah mejadi Asisten Purbakala Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional Gianyar dan pernah  mengajar di beberapa Primary School dan High School di Darwin, Australia. Juga pernah  mengajar di Fakultas Sastra Unud dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, Denpasar.
Taro telah menulis lebih dari 15 buku mengenai permainan rakyat, cerita rakyat, dan nyanyian rakyat Bali dan Nusantara. Karena ketekunannya itu ia pernah mendapat beberapa penghargaan di antaranya  Penghargaan sebagai Guru Teladan Provinsi Bali, Penghargaan Seni Kerthi Budaya dari Bupati Badung, Bali Award dari Gubernur Bali, dan  Adhikarya dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jakarta.

Di era Globalisasi ini Taro bertekad kuat untuk mampu bersaing melawan cerita-cerita asing. Bukan berarti anti pada cerita asing, tetapi ia tidak mengingini anak-anak Nusantara dicekoki dengan pola pikir asing semata. Anak Nusantara harus punya pandangan sesuai dengan kepribadian bangsanya. Karenanya ia merasa terpanggil untuk berjuang sekuat tenaga untuk berpartisipasi dalam menghadapi arus globalisasi dengan menulis cerita sebanyak-banyaknya yang digali dari bumi Nusantara.

0 comments:

Post a Comment