Powered by Blogger.

Pasar Burung Yogyakarta

>> Tuesday, July 18, 2006

Sinduputra


tak ada burung-burung parau dalam sangkar perakapalagi burung-burung bisudengan mahkota di kepala, digantung di terik langit,delapan setengah menit
di pasar burung Yogyakartaburung-burung buta tetap bernyanyiburung-burung lumpuh terus berkicausehening musyawarah di taman tadah asihsebuah istana yang rata dengan tanah
jika seekor burung tersapih, aku akan menangkapnyadan segera mati dalam genggamanaku akan tahu rumah penangkarannyaaku akan tahu tujuh garis silsilah penetasannyaaku akan mencium uap jari pemikatnyatapi, jika burung terlepas bebastak ada yang sanggup memberi jawabandi hutan kota mana menjalin sarang ilalangsayapnya basah oleh darah,di setiap helai bulunya tertulis tanda-tandayang senantiasa berganti warna, saban hendak aku sentuhparuhnya menganga terdengar desis. rejan. sedak. sengak
burung beku ini pun akan terbakar oleh napasku oleh tatapanku
burung-burung parauburung-burung bisuburung-burung butaburung-burung lumpuhburung-burung bekuburung-burung tanpa kepala
dengan tubuh tersepuh bubuk gambir dan asam getah tebuterkubur makam keramat di bawah beringin kembar
sehangat pelaminan tempatku terbujur ke arah tuhan

0 comments:

Post a Comment