Powered by Blogger.

Menjelang Nyepi

>> Wednesday, July 19, 2006

Gde Artawan


Menjelang nyepi
Diri masih saja terperangkap dalam denah natah diri yang tak jelas
Hasrat menjaring semerbak sepi, mencintai kolam yang sudah lama
mengering
Tak bisa berkaca di air melanjutkan semedi air
Apa artinya jepun kelopak empat yang terjatuh jika tak biasa
menepikan diri
Pada mimpi ning jagat raya, mendengarkan detak jantung sendiri dan
desah
tetes air mata pecah di batu

Di tanah retak kelahiranmu berdebu dengan lelah mesti perlahan tersapu
Raga selalu menjadi sisa kepompong ditakdirkan menjadi sebagian
Pengungsi yang dikirim dari kebisingan
Daratan

Setiap kali rumah bara dengan rasa sakit telah dibangun
Dan percakapan sunyi digulirkan
Para tetangga menghardik sekeras curah hujan
Tapi moyang dari rumah yang lain tak terusik
Terus saja aku menari dengan kekuatan kefanaan diri
Menjadi akar kekuatan sujud
Terus saja aku menembang menembang dengan sakit tahunan
Menjadi penyerahan semakin tulus

Menjelang Nyepi,
Diri perlu api sebagian untuk membakar keinginan duniawi
Yang menenggelamkan kesadaran akar-akar rumputan, hewan merana
Yang ditakdirkan merana memanggil-manggil kesejatian
Selalu ingin tahu siapa yang menulskan hening di kaca
Setelah hujan menyisakan
gumpalanperih?
Adakah kau kangen menari menepiskan bayangan telanjang
Mempertanyakan kesejatian atas penyerahan diri yang tak kuat terlambat

0 comments:

Post a Comment