Powered by Blogger.

Rumah Sakit Jiwa

>> Tuesday, October 14, 2014

Sthiraprana Duarsa


Ketika pemabuk itu memukul dirinya dekat perigi
Kegaduhanpun muncul dari sunyi yang peram
Sungguh terasa asing
Angin terlalu keras bertiup
Hingga kutaktahu di mana bayangku tersangkut
Seekor tikus tanah memanjangkan dirinya dalam lubang persembunyian

Tanpa sedikit keberanian untuk mendekati kamar dalam rumah ini
Mereka berdesak-desakan menyaksikan waktu menjadi tak berdaya
Seorang gila telah mati, terjatuh
Dengan luka kecil di telinganya
Tapi apakah mereka tahu luka yang lebih besar dalam dirinya

Tak ada yang menangis
Dan kami saling pandang
Seluruh tumbuhan merunduk menyembunyikan tubuhnya
Sungguh terlalu singkat mengenal wajah masing-masing
Meski sekedar bercermin

Burung-burung memandang kaku dari jendela sarangnya
Rahasia apa lagi yang akan mengisi museum berdebu ini

Pemabuk itu kembali menuangkan air pohon kehidupan
Tempat ini memang daerah yang tak tertera dalam peta
Aku mengingat namaku dalam rimbunan tumbuhan


1988

Sajak ini pernah dimuat di Jurnal Kebudayaan "Cak" Edisi 1/1994

0 comments:

Post a Comment