Jalan Kata Kota Denpasar
>> Wednesday, September 17, 2014
Nyoman Sukaya Sukawati
Kepada Umbu Landu Paranggi
Di jalan ini pohon-pohon tak pernah henti berbisik
Di jalan masuk kerajaan kata
Menyampaikan segala duka dari luka
Dengan sepilihan kata keramat suara daun-daun menggerimis
Ini kota yang merayakan kehidupan:
Angin mengerami gelisahnya
Di dasar kolam kecil sedalam bayangan langit
Lalu menetas jadi beribu gumam
Seperti air mancur memancarkan kisah-kisah jiwa
Seharu mantera
Di jalan ini kata mencari saat yang lengang
Jadi pertapa yang berkelana
Dari sunyi di sini ke sunyi di sana
Karena setiap kata mencari pusat malam
Maka percakapan jadi setakzim rumpun
Mencecap keluasan samudera dari setiap tetes embun
Lampu-lampu yang membias di bawah jembatan
Cahayanya masih saja gemetar di aliran sungai
Seperti serombongan hulubalang pembawa obor
Yang selalu hendak menggiring kata kembali ke batas remang:
Karena sajak hanyalah bagian hening
Dari hiruk pikuk kota yang terjaga sepanjang waktu
Karena legenda hanyalah sebait kalimat
Yang tersarikan dari tetes debu jalanan
Dan di antara daun-daun luruh bergerimis itu
Selalu ada tanda rahasia di jalan lingkar ini
Seperti sepasang tangan
Sedang memandu para pejalan malam
Yang terus-menerus merasa diburu suara-suara gelisah
Di bagian paling sunyi dari kata-kata sajak
0 comments:
Post a Comment