Bocah yang Tercatat di Malam Legian
>> Tuesday, September 16, 2014
Ni Ketut Sudiani
Apa yang dibayangkan
Daun-daun di pinggir tanjung
Ketika tubuhku menolak hujan
Tak ingin jadi kerikil
Atau pena yang mencatat nama seorang bocah
Sepanjang tikungan di Legian
Lampu-lampu lupa tidur
Dinding jalanan punya warna lain
untuk balon-balon pesta
dalam remang caffe
Katak melompat
Suara air di pasang gelombang
Di kolam
Kata-kata muncul lalu tenggelam
Seperti bibir pucat anak itu,
terkatup warna awan
kehilangan kawan
Anak itu masih menunggu di bangku kayu
Ia kira sebentar gerimis jadi salju
Kota-kota jadi putih
Dinding kuta galleria jadi jembatan megah kota Paris
Atau dirinya jadi burung-burung
Riang terbang di menara katredal Notredame
Wangi magnolia dalam aroma anggur
tak sampai kesini
Anak itu tak juga bergegas
tak merasa cemas
Seolah hujan yang berpendar bersama warna pagi
Adalah anggur kiriman ayahnya dari polandia
Ujung topi merah gincu pudar
Bukan karena rumput atau salju di angan
Namun api pengganti balon penghias pesta
Jalanan sepanjang Legian tertidur
Juga lampu-lampu
Sebentar lagi
Anak itu tercatat
dalam sajak-sajak Legian
0 comments:
Post a Comment