Powered by Blogger.

Ketut Syahruwardi Abbas

>> Friday, July 10, 2009

EMPAT PULUH EMPAT



Wajah kita beradu di padang kuda-kuda
menekurkan bulu :Kerna waktu memburu
dan pedati lewati tengah hari tanpa isi.


Wajah kita bersua pada gema tak berasal
“Bahkan untuk pahami kekalahan pun
kata enggan tunjukkan makna. Di muka
lapuk mimbar surau kuadukan prihalku.
Kamu diam. Diam. Cuma detak waktu
lingkari gundah dan geleng daun jendela.
Jawabmukah atau cuma keisengan angin?”

Aku tak suka pada cara diammu.

0 comments:

Post a Comment