Powered by Blogger.

Labuh Geni

>> Friday, November 07, 2014

Cok Sawitri

di damar kurung
bulan berayun
memanggil kematian
   tangan saiap dicakupkan
   ketika ilalang sucikan rambut
   panjang
aku membuka selipan
   halaman beradab
kerut menggores dilembar
   kesetiaan
keris siapa kehilangan
   warangkanya?
sebait mantra
   diucapkan begitu agung
sama tajamnya
pun tak ada bedanya
dengan seoarang pawing
   memanggil hujan
   dahi siapa dibenturkan
   ketika sekar sinom membelit badan
aku berdiri di atas bale agung
lidah api mengoyak keheningan
gemuruh kulkul gender roras
menabih rahimku
   wajah kanak berlari
   di bawah pohon sawo
   menconglak bulan
   memuja dewi ratih
   serak ginada mengalun
   aku punya rumah
   di petak langit
   dengan taman
   kembang bintang
aku suka menari
memetik awan dikumpulkan
dalam satu keranjang

di damar kurung
bulan terayun
memanggil kematian
   nyawa siapa diundi
   bagi caru kejantanan
dan perempuan
mencebur ke api
membawa sebilah keris
juga warangkanya
   tinggal gemuruh
   ini tanah lelaki
   walau tanpa yoni

aku membuka mata
unggun telah padam
dan lelaki telanjangi diri
menindih abu
sambil mengerang kepuasan:
   anakku, lahirlah!


*sajak ini pernah dimuat di Bali Post Minggu Wage, 4 Februari 1996

0 comments:

Post a Comment