Powered by Blogger.

Putu Fajar Arcana

>> Wednesday, August 02, 2006

CAFÉ JIMBARAN


Kita duduk melingkar sambil menghirup cuaca
Penuh kunang-kunang
Hanya bir yang berbuih
Seperti laut di bawah kakimu
Atau menari tak henti hingga mabuk
Membawamu ke atas perapian
Untuk menyantap bumbu mentah
Dan setangkai daun kubis
Tak cukup membasuh tangan
Mulutku telanjur berdarah tertusuk duri
Di kepalamu, seekor makhluk bawah laut
Yang tiba-tiba asing diantara pecahan es

“Makhluk itu telah mati,
terperosok ke dalam lubang.”
Sambil berteriak perempuan tua itu berlari
Tapi mati bukanlah kabar memilukan
Bagi sekawan ikan pasir
Yang mengerak di kepalanya
Titik hitam yang menggiring takdir
Hingga tak berdaya
Ketika laut mendidih kilau matamu
Terkubur di pasir kita berpisah
Tak saling melambaikan tangan
Hanya bau bir yang membekas


4 Agustus 1996

0 comments:

Post a Comment