Powered by Blogger.

Mencari Kubur Baridin dan Suratminah*

>> Friday, November 07, 2014

Riki Dhamparan Putra 


/1/
kau masuki relungku
kau daki gigir bukit di punggungku
seperti memikul isi bumi dan isi langit
kau buat kasih
menjadi beban dalam pilu nasibku

Tapi aku tak akan jadi Baridin, kasihku
Karena engkau juga bukan Ratminah
Walau telah menyakitiku

Read More..

Labuh Geni

Cok Sawitri

di damar kurung
bulan berayun
memanggil kematian
   tangan saiap dicakupkan
   ketika ilalang sucikan rambut
   panjang

Read More..

Sudah Aku Pilih Kata

>> Thursday, November 06, 2014

Sindu Putra

  
sudah aku pilih kata
untuk menangkap puisimu
tapi air matamu itu
tiada tersentuh isyaratnya

Read More..

Nyanyi Sunyi

Reina Caesilia


burung gereja di ruang doa
menjadi ritus atau nyanyi sunyi
di kening yang terlupa
juga arah waktu yang berkelok

Read More..

Rahim Buat Puisi

Frans Nadjira


: kado untuk Umbu

Cuaca telah berubah
sejak jendela orang-orang miskin
       tak dapat dibuka.
Aku bersandar di dinding hampa
Malam mendirikan benteng kokoh
Antara dunia dan diriku.

Read More..

Pohon-pohon Tanpa Upacara

Gde Artawan


bagi Umbu

katamu kita akan selalu sakit tanpa pohonan
pohonan mengajarkan rasa di setiap jengkal tanah
kawanan burung burung kecil dengan sayap terluka
kehilangan pijak tanpa pepohonan
desau angin terasa kosong dan terhadap daun kering yang limbung jatuhnya
tidak ke dasar hati diperlukan penerimaan yang tulus

Read More..

Bangunlah Umbu

>> Monday, November 03, 2014

Dewa Putu Sahadewa


Umbu bangunlah
Jangan berbaring di ranjang kering
membuat puisi berhenti berdenyut.

Dengan apa kami menulis nasib
Jika tubuhmu tak mendengar gurau
dan bisik cemas
Kata takkan mengalir lewat cairan

Read More..

Umbu

Putu Wijaya


"Kuda Sumba" itu, sudah puluhan tahun berlari di Bali. Namanya Umbu Landu Paranggi. Amat mengenalnya waktu masih ABG di ruangan sastra remaja "Fajar Menyingsing", majalah "Mimbar Indonesia."

"Kalimat sajak-sajaknya panjang, mengandung janji, kelak dia akan jadi penyair besar," kata Amat bercerita pada Ami, "Bapak yang waktu itu, juga ingin jadi penyair, kagum, lalu mengirim surat perkenalan kepadanya. Di zaman itu bersahabat pena, jadi mode gaul, seperti facebook dan twitter sekarang."

Read More..